PT Pertamina (Persero) menganggarkan belanja modal hingga US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 15,27 triliun (asumsi kurs Rp 15.277 per US$) untuk proyek kilang. Adapun alokasi investasi sebagian besar diperuntukkan untuk percepatan penyelesaian proyek refinery development master plan (RDMP) Balikpapan.
SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Daniel S. Purba mengatakan pada tahun ini pihaknya fokus untuk percepatan penyelesaian proyek Kilang Balikpapan. Utamanya yang ditargetkan dapat beroperasi atau commisioning pada akhir tahun depan.
“Tahun ini fokus untuk penyelesaian Balikpapan. Untuk Kilang kurang lebih hampir US$ 1 miliar. Untuk kilang kilang yang ada. Paling besar Balikpapan. Balikpapan sebagian akan selesai tahun ini saya kira dari targetnya itu kita bisa commissioning sebagian 2024,” ujar dia saat ditemui usai acara Energy & Mining Outlook, dikutip Kamis (2/3/2023).
Perlu diketahui, proyek RDMP Balikpapan ini merupakan proyek ekspansi dari kilang minyak Balikpapan yang sudah beroperasi saat ini. Bila RDMP Balikpapan ini tuntas, maka ini akan menjadi kilang minyak terbesar di Tanah Air. Pasalnya, setelah proyek ini tuntas, kapasitas Kilang Balikpapan akan melampaui kapasitas Kilang Cilacap, kilang dengan kapasitas terbesar saat ini.
Saat ini Kilang Cilacap mengolah 345 ribu barel minyak per hari (bph). Sementara Kilang Balikpapan ini nantinya bisa mengolah minyak mentah sebesar 360 ribu bph, meningkat dari kapasitas Kilang Balikpapan saat ini sebesar 260 ribu bph.
Dari kapasitas olahan minyak mentah tersebut, kilang ini akan memproduksi 319 ribu barel Bahan Bakar Minyak (BBM) per hari, produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan juga petrokimia seperti propylene yang merupakan bahan baku plastik.
Selain meningkatkan kapasitas kilang minyak, proyek senilai US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 108 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$) ini juga akan meningkatkan kualitas BBM setara standar Euro 5.