Figur kaya dunia mengalami penyusutan kekayaan hingga 10% pada 2022. Hal ini disebabkan guncangan ekonomi global yang diakibatkan perang Rusia-Ukraina.
Data ini sendiri diungkapkan oleh konsultan properti yang berbasis di London, Knight Frank, dalam studi yang disebut penelusuran terhadap individu ultra-high-net-worth (UHNWIs). Studi ini memasukan orang dengan kekayaan US$ 30 juta (Rp 470 miliar) ke atas dalam kekayaannya.
“Pasar yang menantang berarti mayoritas UHNWI mengalami penurunan kekayaan tahun lalu, dengan kekayaan kolektif mereka turun 10%,” kata laporan itu, setara dengan US$ 10,1 triliun.
“Tahun lalu krisis Ukraina memicu krisis energi Eropa dan mendorong inflasi yang sudah melonjak,” kata Liam Bailey, kepala penelitian global Knight Frank, dikutipĀ AFP, Kamis (2/3/2023).
“Akibatnya, tahun 2022 menjadi salah satu pergerakan naik paling tajam dalam suku bunga global dalam sejarah,” tambahnya.
Meskipun empat dari 10 orang ultra kaya melihat kekayaan mereka meningkat pada 2022, tren yang meningkat justru ke arah yang negatif. Ini disebabkan kenaikan suku bunga yang diterapkan oleh beberapa bank sentral untuk melawan kenaikan inflasi.
Secara geografis, orang-orang super kaya di Eropa paling terpukul, dengan penurunan kekayaan sebesar 17% di sana, diikuti oleh Australia sebesar 11% dan Amerika turun 10%.
Afrika dan Asia turun lebih ringan, dengan penurunan masing-masing 5% dan 7%.
“Nilai tukar memiliki dampak yang signifikan,” tulis Flora Harley, editor eksekutif laporan tersebut.
“Kekuatan dolar tak tertandingi, didorong oleh komitmen tak tergoyahkan Federal Reserve untuk salah satu siklus kenaikan suku bunga tercepat dalam sejarah,” tambahnya.
Meski begitu, 2023 diprediksi akan menjadi tahun di mana sentimen pasar akan bergerak cepat. Knight Frank mengatakan bahwa 69% investor kaya meramalkan pertumbuhan portofolio mereka tahun ini.