Mengejutkan! Jerome Powell Putar Balik, AS Bisa Batal Resesi

Bos LPS Ungkap Akar Krisis Bank di AS, Efek Keagresifan The Fed? (CNBC Indonesia TV)

Amerika Serikat (AS) berada dalam situasi yang berbeda dari perkiraan, yaitu batal resesi. Hal ini dikarenakan Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) mengubah kebijakan pengetatan menjadi pelonggaran dalam uang beredar atau disebut quantitave easing.

“Jadi hampir pasti ekonomi Amerika gak akan resesi tahun ini atau kalau resesi pun amat dangkal,” tegas Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Jumat (31/3/2023)

Purbaya menjelaskan, sebelumnya Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) Jerome Powel ambil langkah pengetatan karena ekonomi AS mulai kepanasan yang terindikasi dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan lonjakan inflasi. Langkah tersebut membuat balance sheet bank sentral turun ke US$ 8,3 triliun.

Akan tetapi ketika krisis mini melanda beberapa bank di AS, balance sheet bank sentral kembali naik menjadi US$ 8,7 triliun hanya dalam 3 minggu.

“Mereka inject uang ke sistem US$ 400 miliar, gak jauh dengan puncak ketika mereka melakukan quantitative easing,” jelasnya.

Purbaya menganggap agresivitas the Fed sejak tahun lalu dengan kenaikan suku bunga acuan adalah sebuah kesalahan. Ini menjadi alasan kejatuhan beberapa bank.

“Uangnya mengalami kontraksi 15% dan ekonomi juga terancam lambat akhirnya memaksa mereka berbalik arah karena mereka tidak menghitung kebijakan ,dampak kebijakan mereka dengan benar,” terang Purbaya.

Bagaimana arah suku bunga acuan ke depan?

Purbaya berpandangan, the Fed tidak akan serta merta menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Suku bunga yang kini di level 5% akan ditahan dalam kurun waktu tertentu, mengingat dampak kebijakan dari kenaikan beberapa waktu lalu baru akan terasa 6 bulan mendatang.

“Sebelum 6 bulan pasti mereka gak akan turunkan karena kalau mereka ketahuan sekali ketika menaikkan bunga mereka tidak membaca kondisi ekonomi dengan baik dan ke depannya gak tahu ekonomi mau ngapain itu menggambarkan kebodohan mereka, kalau mereka berubah dengan cepat,” ujarnya.

Namun untuk kebijakan uang beredar akan dibuat longgar agar perbankan bisa kembali berjalan normal.

“Untuk sisi uangnya tetap akan dibiarkan gelembung seperti sekarang. Karena kalau saya liat program BTFP itukan setahun sampai Maret tahun depan artinya sampai setahun ke depan perbankan aman bisa dapat likuiditas dengan cepat dari bank sentralnya,” kata Purbaya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*