Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan imbas dari erupsi Gunung Ibu Halmahera Barat, Maluku Utara berpotensi berbahaya bagi penerbangan di wilayah tersebut.
Ketua Tim Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Heruningtyas mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menetapkan Volcano Observation Notice for Aviation (VONA) dengan kode Merah, yang artinya sangat berbahaya bagi penerbangan untuk melintasi kawasan Gunung Ibu.
Heruningtyas menyebutkan bahwa kolom erupsi Gunung Ibu telah mencapai lebih dari 6.000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
“Kita sudah menerbitkan VONA Red, red itu maksudnya berarti ketinggian kolom erupsinya itu lebih dari 6.000 mdpl (meter di atas permukaan laut). Jadi itu tinggi asap ditambah ketinggian gunung. Red itu kan peringatan tertinggi dari VONA ya, jadi untuk aviation itu ada macam-macam warnanya mulai dari green, yellow, orange sampai ke red, nah yang Gunung Ibu itu sampai ke red gitu,” jelasnya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/05/2024).
Dia menyebutkan pihaknya akan memantau sebaran abu dari Gunung Ibu. Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pihak penerbangan perihal arah angin sebaran abu vulkanik Gunung Ibu.
Heruningtyas juga mengungkapkan perihal kemungkinan penutupan Bandara Sultan Babullah, Ternate Utara bila angin mengarah ke wilayah tersebut.
“Itu juga bisa memungkinkan untuk penutupan bandara apabila sampai ke Ternate itu kan ada bandara di Ternate yang dekat Gunung Gamalama, nah itu mungkin bisa ditutup kalau arah abunya ke sana jadi tergantung dari arah dan kecepatan angin,” tambahnya.
Sebagai informasi, Gunung berapi Ibu di pulau Halmahera, Maluku Utara, kembali meletus pada Senin (13/5/2024) pukul 09.15 pagi waktu setempat. Tampak gunung memuntahkan kolom abu abu-abu tebal beberapa kilo meter ke langit.
Semakin meningkatnya aktivitas Gunung Ibu, membuat PVMBG Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Ibu menjadi Level 3 atau Siaga sejak Rabu (08/05/2024) pukul 10.00 WITA.